Tuesday, February 2, 2016

Apakah Sunat Itu Penting?

\
Harap maklum bila ada kata yang kurang mengenakan :D
Sumber video:youtube.com

Benarkah Sunat Pria Bermanfaat?

 

TANYA  : Apa benar laki-laki perlu melakukan
sunat dari segi medis? Saya merasakan ada banyak pro dan kontra tentang
sunat di media massa. Saya ada pernah membaca bahwa WHO juga ada
menyatakan sunat bisa melindungi dari AIDS, dan juga ada yang mengatakan
sunat penting untuk kebersihan dan kesehatan penis, bisa melindungi
dari kanker penis atau kanker mulut rahim, sehingga menganggap sunat
benar-benar perlu dilakukan.



Tapi saya juga pernah
membaca ulasan yang menjelaskan manfaat dari preputium, meskipun jarang
sekali ada ulasan seperti yang ini di media massa. Bagaimana dengan
penjelasan dari dokter sendiri? Apakah dengan merawat dan menjaga
kebersihan badan tidak cukup untuk kesehatan penis? Apa sosialisasi
tentang cara pembersihan penis yang benar tidak lebih baik dari pada
menganjurkan operasi sirkumsisi?


Terima kasih sebelumnya untuk penjelasannya.

Freddy (26 Tahun)

JAWAB :
Benar ada pro dan kontra mengenai sunat, apalagi yang dikaitkan dengan
pencegahan HIV/AIDS. Memang pada tahun 2007 WHO dan UNAIDS
menyelenggarakan konsultasi pakar internasional yang kemudian
merekomendasikan bahwa “sunat pada laki-laki harus diakui sebagai suatu
intervensi penting tambahan untuk mengurangi risiko infeksi tertular
HIV”.

Tetapi, tampaknya mereka lupa bahwa studi yang dilakukan
oleh UNAIDS sebagian besar di Afrika di mana kejadian HIV tinggi,
sebagian besar pria tidak disunat, dan penularan terutama melalui
hubungan hetersoseksual. Karena itu The Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) Amerika Serikat  telah mengeluarkan pernyataan bahwa
sirkumsisi tidak mengurangi risiko penularan HIV di antara kelompok
homoseksual. CDC juga menyatakan bahwa keputusan untuk merekomendasikan
sirkumsisi sebagai tindakan resmi untuk pencegahan HIV masih belum final


Bahkan muncul pula artikel di Jurnal of Urology April 2005 yang
menyebutkan bahwa sunat mengurangi kepuasan seksual karena ketika kulit
penutup kepala penis (preputium) dipotong berarti banyak serabut saraf
sensoris yang sangat peka rangsangan seksual ikut hilang terbuang.

Dari segi kesehatan, hanya pada keadaan phimosis yang
merupakan keharusan dilakukan sunat. Masalahnya, pada keadaan phimosis,
di mana preputium tidak dapat ditarik ke belakang, terjadi penumpukan
bahan kelenjar yang disebut smegma. Penumpukan ini dapat mengakibatkan
infeksi penis, bahkan kanker. Tetapi kalau preputium dapat dibuka
sehingga kepala penis dapat dibersihkan setiap saat, maka urusan
kebersihan bukan menjadi masalah.

Sumber:kompas.com

No comments:

Post a Comment